Tasawuf Akhlaki
Oleh
: Fatchurohman
Triharso (101211054)
Tasawuf
Akhlaki merupakan suatu ajaran tasawuf yang cenderung berkonsenttrasi pada
masalah akhlak serta penyucian jiwa. Beberapa upaya yang dilakukan adalah
dengan membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan mengisi diri dengan
sifat-sifat terpuji.
Menurut para sufi, manusia
cenderung mengikuti hawa nafsunya. Manusia selalu dikendalikan nafsunya bukan
mengendalikannya dengan penguasaan nafsu tersebut dalam diri seseorang, berbagai
penyakitpun timbul didalam dirinya, seperti sombong, membanggakan diri, riya, buruk
sangka, kikir, dan penyakit hati lainnya. Penyakit yang ada didalam diri ini
disebut para sufi maksiat bathin.
Bagian
terpenting dari tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan,
sehingga merasa dan berada dihadapan Tuhan. Keberadaan dihadapan Tuhan itu
dirasakan sebagai kenikmatan dan kebahagiaan yang hakiki. Salah satu jalan
menempuh kepada Allah itu melalui penyucian jiwa, tujuannya adalah untuk
menguasai hawa nafsu. Selain itu tujuan tasawuf, Para sufi berkeyakinan bahwa
kebahagiaan yang paripurna dan langgeng bersifat spritual. Kaum sufi sependapat
bahwa kenikmatan duniawi bukanlah tujuan, tetapi sebagai jembatan. Dalam rangka
pendidikan mental, yang pertama dan utama adalah menguasai atau menghilangkan
penyebab utmanya yaitu hawa nafsu. Di dalam tasawuf akhlaki ada tiga tingkatan
yang harus ditempuh, yang pertama dengan Takhalli, Tahalli dan Tajalli.
Takhalli dapat
diartikan sebagai proses pembersihan diri dari sifat tercela yang menempel pada
diri kita. Adapun sifat-sifat itu antara lain : syirik, hasad, ghadlab, riya’,
sum’ah dan lain-lain. Setelah kita mengetahui apa yang buruk dari kita, ada
beberapa yang perlu kita lakukan untuk menghapus sifat buruk itu.
1) Menghayati
segala bentuk ibadah.
2) Riyadhah
dan Mujahadah.
3) Muhasabah
terhadap diri sendiri.
4) Mencari
waktu yang tepat untuk merubah sifat yang jelek.
5) Mempunyai
daya tangkal terhadap kebiasaan yang jelek.
6) Memohon
pertolongan Allah SWT.
Tahalli merupakan
proses membiasakan diri kepada sifat-sifat serta perbuatan yang baik. Adapun
sifat-sifat terpuji itu antara lain, tauhid, taubah, zuhud, hub, wara’, sabar
dan lain-lain. Tahalli ini dilakukan setelah proses takhalli (perbersihan
diri).
Tajalli setelah
seseorang bisa melalui dua tahap takhalli dan tahalli (mengosongkan hati dari
sifat terccela dan mengisi dengan sifat yang baik), maka seseorang akan
mencapai tahap tajalli yang berarti lenyapnya sifat kemanusiaan atau terangnya
nur yang selama itu tersembunyi atau fana segala sesuatu (selain Allah) ketika
Nampak wajah Allah.
Taswuf akhlaki adalah
taswuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlak. Dengan metode-metode tertentu
yang telah dirumuskan,tasawuf bentuk ini berkonsentrasi pada upaya-upaya
menghindarkan diri dari akhlak yang tercela (Mazmumah) sekaligus mewujudkan
akhlak yang terpuji (Mahmudah) didalam diri para sufi.
Adapun ciri-ciri
tasawuf akhlaki antara lain:
• Melandaskan diri ada Al-Qur’an dan
As-sunah. mereka tidak mau menerjunkan pemahamannya pada konteks iluar
pembahasan Al-Qur’an dan Hadits
• Tidak menggunakan
terminologi-terminologi filsafat sebagaimana terdapat pada ungkapan
syahadat-syahadat.
• Lebih bersifat mengajarkan dualisme
dalam hubungan antara tuhan dan manusia. Dualisme yang dimaksud disiini adalah
ajaran yang mengakui bahwa meskipun manusia dapat berhubungan dengan tuhan, sehubungannya
tetap dalam kerangka yang berbeda diantara keduanya,dalam hal esensinya.
• Kesenambungan,antar hakikat dan syariat.
• Lebih terkonsentrasi pada soal
pembinaan,pendidikan akhlak,dan pengobatan jiwa dengan cara riyadhah (latihan
mental)dan langkah takhalli, tahalli, tajalli.
Tokoh-Tokoh Tasawuf
Akhlaki
1. Hasan Al-Basr
2. Al-Ghazali
3. Al-Muhasibi
4. Al-Qusyairi
***
Referensi
Ø Syukur, Amin dan
Masyaruddin. Intelektualisme Tasawuf (Studi Intelektualisme
Tasawuf Al- Ghazali). Semarang : LEMBKOTA. 2002.
Ø Syukur, Amin. Pengantar
Studi Islam. Semarang : Pustaka nuun. 2010.