anda kurang puas silakan cari yang lain

Rabu, 14 Desember 2011

Tasawuf Akhlaqi


Tasawuf Akhlaki
Oleh : Fatchurohman Triharso  (101211054)

Tasawuf Akhlaki merupakan suatu ajaran tasawuf yang cenderung berkonsenttrasi pada masalah akhlak serta penyucian jiwa. Beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji.
Menurut para sufi, manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya. Manusia selalu dikendalikan nafsunya bukan mengendalikannya dengan penguasaan nafsu tersebut dalam diri seseorang, berbagai penyakitpun timbul didalam dirinya, seperti sombong, membanggakan diri, riya, buruk sangka, kikir, dan penyakit hati lainnya. Penyakit yang ada didalam diri ini disebut para sufi maksiat bathin.
Bagian terpenting dari tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga merasa dan berada dihadapan Tuhan. Keberadaan dihadapan Tuhan itu dirasakan sebagai kenikmatan dan kebahagiaan yang hakiki. Salah satu jalan menempuh kepada Allah itu melalui penyucian jiwa, tujuannya adalah untuk menguasai hawa nafsu. Selain itu tujuan tasawuf, Para sufi berkeyakinan bahwa kebahagiaan yang paripurna dan langgeng bersifat spritual. Kaum sufi sependapat bahwa kenikmatan duniawi bukanlah tujuan, tetapi sebagai jembatan. Dalam rangka pendidikan mental, yang pertama dan utama adalah menguasai atau menghilangkan penyebab utmanya yaitu hawa nafsu. Di dalam tasawuf akhlaki ada tiga tingkatan yang harus ditempuh, yang pertama dengan Takhalli, Tahalli dan Tajalli.
Takhalli dapat diartikan sebagai proses pembersihan diri dari sifat tercela yang menempel pada diri kita. Adapun sifat-sifat itu antara lain : syirik, hasad, ghadlab, riya’, sum’ah dan lain-lain. Setelah kita mengetahui apa yang buruk dari kita, ada beberapa yang perlu kita lakukan untuk menghapus sifat buruk itu.
1)      Menghayati segala bentuk ibadah.
2)      Riyadhah dan Mujahadah.
3)      Muhasabah terhadap diri sendiri.
4)      Mencari waktu yang tepat untuk merubah sifat yang jelek.
5)      Mempunyai daya tangkal terhadap kebiasaan yang jelek.
6)      Memohon pertolongan Allah SWT.
Tahalli merupakan proses membiasakan diri kepada sifat-sifat serta perbuatan yang baik. Adapun sifat-sifat terpuji itu antara lain, tauhid, taubah, zuhud, hub, wara’, sabar dan lain-lain. Tahalli ini dilakukan setelah proses takhalli (perbersihan diri).
Tajalli setelah seseorang bisa melalui dua tahap takhalli dan tahalli (mengosongkan hati dari sifat terccela dan mengisi dengan sifat yang baik), maka seseorang akan mencapai tahap tajalli yang berarti lenyapnya sifat kemanusiaan atau terangnya nur yang selama itu tersembunyi atau fana segala sesuatu (selain Allah) ketika Nampak wajah Allah.
Taswuf akhlaki adalah taswuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlak. Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan,tasawuf bentuk ini berkonsentrasi pada upaya-upaya menghindarkan diri dari akhlak yang tercela (Mazmumah) sekaligus mewujudkan akhlak yang terpuji (Mahmudah) didalam diri para sufi.
Adapun ciri-ciri tasawuf akhlaki antara lain:
•        Melandaskan diri ada Al-Qur’an dan As-sunah. mereka tidak mau menerjunkan pemahamannya pada konteks iluar pembahasan Al-Qur’an dan Hadits
•        Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat sebagaimana terdapat pada ungkapan syahadat-syahadat.
•        Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara tuhan dan manusia. Dualisme yang dimaksud disiini adalah ajaran yang mengakui bahwa meskipun manusia dapat berhubungan dengan tuhan, sehubungannya tetap dalam kerangka yang berbeda diantara keduanya,dalam hal esensinya.
•        Kesenambungan,antar hakikat dan syariat.
•        Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan,pendidikan akhlak,dan pengobatan jiwa dengan cara riyadhah (latihan mental)dan langkah takhalli, tahalli, tajalli.
Tokoh-Tokoh Tasawuf Akhlaki
1.       Hasan Al-Basr
2.       Al-Ghazali
3.       Al-Muhasibi
4.       Al-Qusyairi

***
Referensi
Ø  Huda, Sokhi.  Tasawuf Kultural (Fenomena Shalawat Wahidiyah). Yogyakarta : LKis. 2008.
Ø  M.sholihin,Rosihon Anwar. Ilmu tasawuf.  Bandung : Cv Pustaka Setia. 2011.
Ø  Syukur, Amin dan Masyaruddin. Intelektualisme Tasawuf (Studi Intelektualisme Tasawuf Al- Ghazali). Semarang : LEMBKOTA. 2002.
Ø  Syukur, Amin. Pengantar Studi Islam. Semarang : Pustaka nuun. 2010.